Selasa, 25 Februari 2014




HAPPY VALLENTTINE “GRACIA”

Hari ini adalah hari “Vallentine”. Hari yang special bagi sebagian orang yang merayakannya. Tapi tidak bagi Gracia. Batapa tidak, masih jelas teringan waktu valentine 3 tahun yang lalu dia ditinggal ibunya ke New York dan memilih untuk menetap disana bersama berama selingkuhannya dan meninggalkan Gracia disini bersama papanya. Semenjak saat itulah Gracia benci terhadap segala yang berhubungan dengan valentine. Bahkan malam valentine tahun lalu, disaat semua teman-teman sekolahnya bersenang-senang di sekolahnya, Gracia malah mengurung diri di kamarnya sambil berlinang air mata mengenang kesedihannya waktu ditinggal mamanya.   
Pagi itu dia bersekolah seperti biasa. Nama sekolahnya adalah Elizabeth Internationl Highschool, yang sering disingkat ELISH. Yaitu sekolah berstandar international yang diperuntukan bagi para warga asing yang tinggal di  Bali. Tak disangka begitu memasuki gerbang sekolah semua sudah penuh dengan segala hal yang berbau valentine. Di halaman depan terpmpang poster besar yang disana berisi gambar seorang cowok yang sedang member pacarnya setangkai mawar dan disana juga terpampang tulisan “Happy Vallentine Day”. Dan hamper semua anak terlihat saling bertukar kado yang entah isinya coklat, bunga,boneka ataupun barang-barang lainnya. Melihat hal itu Gracia memicingkan mata dan tertawa sinis. Sesampainya di kelas,
          “Happy Vallentine Day, Graciaaaaaa….” Tiba-tiba Avril teman sekelasnya mengejutkannya dengan sekotak coklat yang dibungkus lengkap dengan pita berwarna pink. Karena tidak ingin mengecewakan teman baiknya itu maka Gracia terpaksa menerima coklat itu “lumayan buat sarapan’ begitu pikirnya. Tak lama setelah itu datanglah Jessica and the genk yang menganggap diri mereka paling cantik di sekolah (yaaa emank sich mereka cantik… ^_~) “Happy Vallentine Day all……. I hope U  get many sureprice today. And niech ada sedikit coklat buat kalian, kiriman dari bokap gue di Swiss….“ kata Jessica sambil memngangkat bingkisan yang dibawa oleh Queensha_salah satu anggota genknya  dengan gaya bicaranya yang khas. Lembut tapi terkesan agak sinis. “Happy Vallentine Day too, Jessica….” Sahut cowok-cowok dikelas seraya berebut mengambil coklat-coklat itu. “kough yang couwok ajjah?? Yang cewenya ugha dounkz…”  kata Queensha. “Eeeeiittzz,,,,, bagi cewek yang dipojok gag usah yaa, cause semua orng di dunia ini khan tau kalo dia gag merayakan valentine, so gag masalah khan Gracia?” kata  Jessica sambil tersenyum ke Gracia. “Gapapa koq Jess, kasi za ma yang membutuhkan. Gue gag butuh..”  jawab Gracia sambil tersenyum juga.
Jessica terpaksa tidak menjawab karena Miss Julia sudah berdiri didepan kelas.
“Semuanya, kalian kedatangan teman baru. Silahkan masuk!!!” kata Miss Julia. Lalu seorang siswa baru memasuki mruangan. Semua perhatian tertuju padanya. Dia tinggi, agak kurus tapi gag ceking, kulitnya putih, rambut hitam, wajah oriental, bola matanya grey.  Dan bisa dibayangkan kalo Jessica and the genk sudah pasti berusaha untuk terlihat secantik mungkin. Gracia yang memperhatikannya agak tersenyum sinis.
“Silahkan perkenalkan diri!!!!” Sambung Miss Julia
“Hay,  Guys………” kata anak baru itu dengan nada datar.
“Haaaaaaaaaaaaaaaaaaayyyyyy……………………………..” sahut Jessica and the genk yang membuat bibir anak baru itu sedikit tersenyum.
“Kenalin, gue Danish, pindahan dari New York.
“Silahkan duduk di bangku yang kosong sebelah sana!” kata  Miss Julia sambil menunjuk bangku kosong di belakang Gracia.
Lalu Danish pun segera menuju ke tempat duduk yang ditujuk oleh Miss Julia.
“Okey Guys, kenalannya nanti saja yaaa,,, kalian focus dulu ke pelajaran.” Kata Miss Julia lalu dia pun memulai pelajaran.












                Jam Istirahat => Di kantin
Sudah bisa ditebak, Danish sudah dikerubungi cewek* yang pengen kenalan termasuk Jessica, Queensha n Amanda. Tapi diam-diam mata Danish tertuju pada seorang cewek yang sedang menikmati semangkok baksonya dengan lahap di pojok ruangan itu, lalu dia berdiri dan mendekati cewek itu.
“Boleh gue duduk disini?” tanyanya.
“Haaaahh?????” Gracia kaget.
“Gue gag da temen makan. Loe mau kan nemenin gue? Lagian loe juga sendiri kan?” ssmbung Danish.
Sontak semuanya kaget.
“Silahkan. Nie meja kan meja umum.” Kata Gracia datar.
Mendengar hal itu wajah Jessica langsung gag karuan. Yaialaahh… Danish cowok pertama yang nyuekin dia dan lebih milih Gracia daripada dirinya.
“Bay the way, loe gag inget gue?? Danish mulai obrolan.
“Nggak. Mank loe siapa? Artis?? Nggak kan? Gak penting juga gue nginget loe.” Sahut Gracia tak peduli. Mendengar kata-kata itu Danish tersenyum.
“Loe gag  inget Vallentine Midnight 3 tahun yang lalu??”
Otak Gracia langsung flashback ke malam Vallentine pas dia masih kelas 3 SMP. Malam itu Gracia sebenarnya tidak ingin datang, tapi Karena dipaksa teman-temannya dia akhirnya datang juga. Sesampainya disana dia langsung bergabung dengan Avril dan Kimberly, teman baik Gracia. Tak lama setelah itu datanglah Danish, sepupu Kimberly. Dan Kimberly pun mengenalkan Danish ke Gracia dan Avril. Tak disangka begitu didekat Gracia Danish langsung membisikan sesuatu
“Grace, . . . . “ Katanya agak ragu-ragu
“Iya, kenapa, Dan?” Tanya Gracia.
“Sepatu loe yang kiri beda tuch dengan yang kanan.” Kata Danish sambil menunjuk sepatu yang dipakai Gracia. Seketika itu juga wajah Gracia langsung merah padam karena saking malunya.
“Mmm… Owh, ini style gue.. Gue mank sengaja koq.” Gracia mencoba bersikap wajar padahal dalam hatinya sudah tak bisa dibayangkan.
‘Daaaammmmnnnn!!!!!!!!!!!!! Owh, Ghost. Please jangan sampe semua orang diruangan ini nyadar… please…………………………
Sialan nich cowok, matanya kemana-mana.’ Umpat Gracia dalam hati. Lalu detik itu juga dia langsung kabur.

“Hey, kok bengong????” Suara Danish membuyarkan lamunan Gracia.
“mmm.. heheheheee” Gracia tertawa kecil
‘Shiiiiiitttttt…. Kenapa nie cowok nongol lagi? Perasaan waktu itu semua mantra dagh gue ucapin biar gak ketemu niech cowok, eechh gak angin gak da ujan dia malah nongol ajj.’ Omel Gracia dalam hati.
“Gue duluan yach. Bye..” Gracia langsung berdiri dan pergi gitu aja.


 


Di Perpustakaan…….
“Avril……ternyata si Danish tuch sepupunya Kimbrly……………” Kata Grace begitu sampai di perpustakaan
“Loe baru nyadar? Ya ampun Grace, , , gue dah tau semenjak dia masuk kelas kale..” Sahut Avril dengan santai.
“Hehe, loe kan tau kalo gue gag begitu perhatian ma cowok.” Sambung Grace
“Trus apa yang bikin loe nyadar? Trus kok loe jadi heboh gini? Apa jangan-jangan loe suka lagi ma dia?” Avril mengidentifikasi.
“What? Suka ma Danish? Yang bener aja!! Yang ad ague sebel kale ma dia. Huuuuuuuuuuuu” sanggah Gracia.
“Trus? Avril memburu
“Loe gag inget kejadian Vallentine Midnight pas kita kelas 3 SMP? waktu itu gue kabur gara-gara sepatu gue beda sebelah. Nah orang yang pertama kali nyadar hal itu adalah Danish. Yaaa jelas aja gue sebel ma dia.” Jelas Gracia
“wuahahahahahahaaahaaaaa…
Owh,,, jadi gara-gara itu loe ngilang tanpa jejak?? Hahahahaa lucu banget loe. Masak sepatu bisa beda… wakakakakakakaakkkk” mendengar penjelasan Gracia Avril langsung ngakak  
“Ich, , , loe kok jadi ngetawain gue?” Gracia cemberut.
“heheheee sorry.. sorry coz loe lucu banget sich,, hhhmmmzz, tapi loe tuch seharusnya bilank makasi tuch ke Danish. Kalo gag dia gag bilang entah apa jadinya. Untung aja cumin dia yang nyadar. Coba kalo orang banyak?? Bisa malu abis loe diketawain.” Avril mencoba membela Danish.




 



Pada jam pulang sekolah…
Bel tanda pelajaran berakhir berbunyi. Semua siswa bersiap-siap pulang.
“Danish, pulang bareng yuuuukk…. Rumah kita kan searah..” ajak Jessica.
“Sorry, Jess gue da janji sama Gracia mau ke took buku, jadi lain kali aja yaa…” kata Danish dengan senyum manisnya. Lalu segera menarik tangan Gracia.
“Ech,, loe kok gitu sich? Kita kan gag pernah janjian.” Kata Gracia begitu sampai di halaman.
“Sorry ya, gue ngelibatin loe. Gue cuman males ajj pulang bareng Jessica.” Jelas Danish
“Kenapa? Jessica kan cantik. Semua cowok di dunia ngantre  buat nganterin dia pulang” Tanya Gracia.
“Bagi gue loe lebih cantik” Kata-kata Danish membuat Gracia diam.
‘wah katarak kali nich cowok. Masak dibilang gue lebih cantik dari Jessica, tapi emank sich.. hehe’ gumam Gracia dalam hati.

Sesampinya di toko buku, Danish langsung mengajak Gracia ke bagian komik. Ternyata walopun cool Danish juga suka baca komik. Hal itu membuat Gracia sedikit gag percaya. Setelah membeli beberapa komik yang dia suka, Danish lansung menarik tangan Gracia ke arah ‘game zone’. Di sana mereka mencoba hamper semua permainan. Keduanya tampak begitu akrab. Jam di tangan Danish menunjukan pukul 3:00 PM, Danish baru sadar kalau dirinya belum makan siang. Kemudian dia mengajak Gracia  makan di restoran Korea favorite Danish. Ibunya  orang Korea jadi wajar kalo Danish lebih sering makan makanan Korea daripada makanan Indonesia. Karena Gracia tidak biasa makan makanan mentah, dia hanya memesan kibap.  
“Ech, Grace cobain dech.. ini enak looo….” Kata Danish sambil menyodorkan bimbimbap ke mulut Grace.
“No, thanks. Heheheheeee……” kata Grace sambil menoleh campuran nasi, irisan sayuran dan kuning telur ayam yang mentah.
“Kenapa? Loe jijik ea? Rasanya tak seperti yang loe liat kok. Rasanya enak. Banget malahan. Cobalaaaahhhh….” Rayu Danish
Karena tidak enak juga menolak pemberian Danish dan malu juga pada orang-orang disekitar, akhirnya Grace mau juga, yaach walopun dengan ragu-ragu.
“sekarang gentian donk!!!!!! Loe yang nyuapin gue!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” pinta Danish
Sambil  memutar bola mata Grace pun menyuapi Danish. Tanpa disadari, Jessica and the genk juga ada di restoran itu.

“sebenernya  kalian ada hubungan apa sich?” kata Jessica agak kesal.
“qta……” belum selesai Gracia ngomong, tiba-tiba Danish berkata
“Gracia cewek gue. Kenapa?” kata Danish mantap.
“apa??????????? Sejak kapan? Loe boonk kan? Tanya Jessica setengah gag percaya.
Belum sempat Gracia menjelaskan, Danish sudah bilang kalo mereka baru ajja jadian.
Mendengar hal itu Jessica tampak kesal banget, bercampur malu tentunya. Bagaimana tidak secara banyak orang di restoran itu menyaksikan dan mendengar kejadian barusan. Menyadari bahwa dirinya diliatin banyak orang, Jessica langsung pergi gitu aja disusul Queensha dan Amanda. Sementara itu Gracia hanya bisa terdiam. Gag tau mow ngomong apa. Dia agak shock dengan pengakuan Danish. Yaach walopun dia tau Danish ngomong gitu semata-mata untuk ngebuat agar Jessica and the genk gag kecentilan lagi ama dia. Tapi tetep aja Gracia ngerasa gag enak ma Jessica.

“loe udah selesai?”  Suara Danish membuyarkan lamunan Gracia.
“ehh… udah…. “ sahut Gracia.
“Loe ada acara apa malem ini?” Tanya Danish lagi
“mmmmm… gag ada.” Kata  Gracia sambil menggeleng.
“Pas banget, gue juga gag ada. Gimana kalo kita jalan-jalan sebentar?” ajak Danish
Setelah lama berpikir akhirnya Gracia bilank “Okay….”




 


   Suasana sore hari di pantai yang romance
“waaaaaaaaahhhhhhhhh……. Gila!!!!!! Kewreeennnndhhh buangeeeds, , , , , “ teriak Gracia takjub melihat pemandangan pantai dengan pasir putih lautan biru serta langit  jingga di sore hari. Bener-bener suasana yang romantis.
“Loe suka????” Tanya Danish
“Suka bangeeeeeettttt. Dari dulu nie ya, gue bercita-cita punya rumah yang ngadep pantai biar tiap hari gue bisa merasakan n melihat keindahan pantaaiii…..” kata Gracia
“ Oh ya? Sampe segituya?” Tanya Danish.
“iya dunkz.. ech kita kesitu yugh..” kata Gracia sambil menarik Danish ke garis pantai. Disana mereka lalu bermain ombak, kejar-kejaran, sampai-sampai buat istana pasir pula. Terlihat kalo Gracia begitu menikmati. Melihat hal itu Danish pun ikut senang. Tak terasa sudah mulai sunset. Mereka berdua duduk dan memandang ke arah lautan lepas.
“Indah banget ya sunsetnya.”Gracia membuka percakapan.
“Mmm, Grace, “ kata Danish agak ragu-ragu.
Mendengar hal itu Gracia langsung flashback ke masa Vallentine Midnight 2 tahun yang lalu.
“Apa? Kali nie sepatu gue gag beda sebelah lagi kan??” Tanya Gracia sambil menengok sepatunya.
“hehe, , gag koq. “ sahut Danish.
“Gu suka sama loe.” Sambung Danish.
Deg, jantung Gracia seakan mau copot. Tapi dia mencoba stay cool..
“What? Gue juga suka sama loe. Kalo saling benci mungkin kita gag temenan. Kita musuhan kayaknya. Heheheee” jawab Gracia seadanya.
“hehe, ,  iya juga sich. Tapi ini bukan rasa ke temen ato sahabat.  Rasa gue ini adalah perasaan cowok ke cewek. Yaach istilah kerennya, cinta.” Jelas Danish.
“So?’’ sahut Gracia
Sambil menarik nafas, “Loe mau gag jadi cewek gue?” kata Danish. Di tangan kanannya dia memegang sepasang cincin, di tangan kirinya dia memegang sekotak coklat berbentuk jantung.
“kalo loe mau, loe ambil cincin ini, tapi kalo loe gag mau, lo bisa ambil coklat ini.” Sambug Danish.
Awalnya Gracia ragu-ragu tapi setelah lama berpikir dan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian serta baik-buruknya, Gracia akhirnya mengambil sepasang cincin sambil tersenyum ke arah Danish.
“Jadi? Apa ini artinya kita jadian?” Danish mencoba memperjelas.
“Yaiyalaahhhh,, gag usah berlagak begok gitu kali.” Kata Gracia.
Yes!!!!!!!!!! Thanks banget ya…” kata Danish. Lalu dia memasangkan cincin ke jari manis Gracia. Gracia pun sebaliknya. Dia juga memasangkan cincin tanda mereka sudah menjadi pasangan di jari manis Danish.
“Coklatnya mana?” Tanya Gracia.
“Nie.. Buat apaan?” Tanya Danish sambil menyodorkan coklat berbentuk jantung yang tadi.
“ya buat kita makan laaahhh… hehehee” kata Gracia sambil mengambil coklat dari tangan Danish kemudian membelahnya menjadi dua bagian. Yang setengah  diberikan kepada Danish dan setengahnya lagi dia makan sendiri.
Matahari sudah tenggelam dan kini giliran bintang-bintang  yang menghiasi lagit malam. Mereka masih dudk di tempat yang tadi. Angin berhembus sepoi-sepoi. Tiba-tiba Danish menarik tangan Gracia dan melingkarkannya di pinggag Danish kemudia dia mearuh tangannya di kepala Gracia sambil mengusap-usap rambut Gracia dengan lembut. (Romance……………….. ^_^)
Lalu perlahan wajah Danish mendekat ke wajah Gracia. Hal ini membuat Gracia nervous. Detak jantungnya sudak tak karuan lagi iramanya. Dalam benaknya ‘please, don’t kiss me, gue gag bisa ciuman. Gue gag tau caranya. God, HELP!!!!!!!!!!’
Namun ketika dia ingin menghindar, dia sudah terlambat. Dia sudah mersakan kehangatan  Bibir Danish  di bibirnya.  Dan Gracia mencoba untuk menikmati keadaan itu.
“Happy Vallentine Day, Gracia”  bisik Danish disela-sela ciumanya, lalu mereka kembali kissing.

Senin, 24 Februari 2014

The Hospital (Cerpen)



HOSPITAL
J
arum  jam sudah menunjukan angka 7:35 ketika Kesha bangun.  Dengan terburu-buru dia bangun dan langsung menuju kamar mandi. 5 menit kemudian dia sudah memakai seragam sekolahnya. Pintu gerbang sekolahnya ditutup jam 7:45, hal itu  berarti dia cuman punya 10 menit lagi. Sambil lari dia menuju garasi dan tak lama kemudian mobilnya sudah berbaur dengan kendaraan lainnya di jalan raya. Sedang konsentrasi nyetir, tiba-tiba handphonenya berbunyi. Dia berusaha meraba-raba handphone itu. Tapi handphone itu malah jatuh, Kesha menunduk dan berusaha ngambil handphonenya. Tapi begitu dia bangkit tiba-tiba didepannya ada tukang bakso dengan gerobaknya yang sedang menyebrang jalan. Kesha kaget dan refleks membanting stirnya, bermaksud menghindari tukang bakso itu dan “aaaaaaaaaaaarrrrrrrgghhh”  mobilnya malah menabrak pembatas jalan dan akhirnya jatuh ke jurang…
 





3 hari kemudia saat Kesha membuka matanya, dia  terbaring dalam suatu ruangan yang asing baginya. Serba putih. Dia menoleh sekelilingnya. Disampingnya ada Kevin, kakaknya yang sampai tertidur menungguinya. 
“Kev, gue dimana??” Tanya Kesha lirih.
“Owh, loe dah sadar?! Mmm. . . loe da  di rumah sakit. Loe tadi kecelakaan. Tunggu ya, gue panggil dokter dulu.” Kata Kevin sembari keluar
Beberapa menit kemudia dia masuk. Di belakangnya dokter menyusul. Dokternya tampak masih muda, cute, tinggi, berkulit putih dan wajahnya pernakan oriental campur bule gitu. Well,  good lookinglaah. Ok, back to story
“hai mbak… apa yang anda rasakan?” Tanya dokter muda itu dengan ramah.
“tangan saya sakit, Dok” sahut Kesha lirih.
“Coba saya periksa dulu ya.” Kata dokter muda itu sambil memriksa tangan Kesha.
“Anda kakaknya? Bisa ikut keruangan saya sebentar?” kata dokter itu sambil berpaling ke arah Kevin. Lalu Kevin pun mengikuti sang dokter ke ruangannya.
Sesampainya di ruangannya dokter itu menjelaskan bahwa kemungkinan besar untuk beberapa bulan ini tangan kanan Kesha tidak bisa digerakkan karena akibat kecelakaan itu saraf  yang ada di tangannya putus. Kevin shock. Dia tidak tahu bagaimana harus menjelaskan tentang hal ini kepada adiknya. 

“Dokter bilang apa? Apa keadaan gue parah?” Tanya Kesha begitu Kevin sampai dikamarnya dengan muka yang agak murung.
“Nggak koq. Tadi dokternya cuman ngasi resep obat ajja.” Kevin berusaha menutupi keadaan Kesha
“bilang aja yang sebenernya. Gue siap nerima hal terburuk sekalipun.” Desak Kesha.
“Gag ada apa-apa, Key…..” sahut Kevin
“Kev, gue tau loe luar dalem. Gue tau loe boonk.” Kata Kesha lagi
“Ok. .  kata dokter, ,” Kevin menarik nafas sejenak lalu melanjutkan kata-katanya “ Tangan kanan loe lumpuh untuk beberapa bulan ini”
“………”
“……….”
“………”  hening beberapa saat. Namun akhirnya terdengar suara tangisan Kesha…
“Key, . . .” Kevin tidak tega melihat keadaan adiknya. Kesha masih menangis.
“Key, tapi nie cuman beberapa bulan aja koq. Loe pasti sembuh.” Kevin berusaha menghibur adiknya. Dia sendiri juga tidak tahun berapa lama Kesha akan mengalami kelumpuhan.

“3 bulan dari sekarang gue harus mengikuti lomba melukis, kalo gue menang disitu, gue akan dapet beasiswa untuk ngelanjutin sekolah ke Jepang. Gue pengen banget dapet piala itu Kev, kalo sekarang keadaan gue kaya gini gimana gue bisa????”  kata Kesha sambil menangis.
“Loe harus yakin kalo loe bakal sembuh. Loe gag boleh terpuruk kaya gini donk.. Mana Kesha yng gue kenal? Kesha yang ceria, Kesha yang selalu semangat, Kesha yang..”
“Kalo loe ada di posisi gue, apa yang loe rasain?” Kesha memotong ucapan Kevin
“…”

“…..”
“Gue mau jalan-jalan bentar,” Kata Kesha memecah keheningan.
“Mow jalan-jalan kemana? Loe kan masih sakit.” Kata Kevin. Bukannya apa-apa, tapi dalam keadaan kaya gini Kevin takut Kesha berbuat nekat.
“Gue mow ke taman rumah sakit aja koq. Loe gag perlu cemas. Gue gag bakal bunuh diri.” Jelas Kesha. Terlihat sedikit senyuman disudut bibirnya yang tipis.  “loe boleh pulang koq. Jaga kesehatan loe ya! Gue tau loe kecapean jagain gue.”  Lanjut Kesha.



‘Gimana nasib gue ntar ya? Gimana gue bisa ngelukis? Gimana gue bisa menangin lomba itu kalo keadaan gue kaya gini? Mau ngelukis pake kaki? Atau pake mulut? Gue belom siap jadi orang cacat…’ Jerit Kesha dalam hati. “Aaaaaaarrrgghhhhh…………… Kenapa ini semua harus terjadi Tuhan? Aku lebih baik mati kalo gini caranya……….” Teriak Kesha sekeras-kerasnya begitu sampai di atas gedung rumah sakit.
“Hey…   suara loe ngebuat tempat ini gag nyaman lagi tau gag!!!!” seru seseorang yang ternyata sudah ada dari tadi disana.
“Elo siapa? Dan ngapaen loe disini?” Tanya Kesha kaget. Dia tidak sadar kalo dari tadi ada orang lain disana.
Terlihat senyuman dari sudut bibir cowok itu. “Gue Daniel. Gue disini sedang mencari kenyamanan. Gue bosen dikamar terus. Tapi gara-gara loe tempat ini udah gag nyaman lagi.”  Jawab Daniel.
“Loe pasien juga? Loe keliatan gag sehat-sehat aja. And, well. . . sorry dah bikin kenyamanan loe terusik. Gue gak sengaja.” Kata Kesha sambil memperlihatkan rentetan giginya.
“Yaaaaa….. Gue terima permintaan maaf loe. Hhmmm… iya gue sakit. Daniel tampak berfikir sejenak, “tekana darah rendah” lanjutnya.
“What? TEKANAN DARAH RENDAH??? Hahaaa penyakit loe gak keren baget. Kalo cari penyakit tu yang kerenan dikit napa. Hahaaa tekanan darah rendah..” kata Kesha meremehkan.
“hey Girl, mana ada penyakit keren, ada-ada aja loe. Trus loe sakit apa? Kronis banget ya? Mpe teriak-teriak gak jelas gitu kaya tadi. Berisisk tau gak!!” omel Daniel
“hehe.. Iya gue kan dah minta maaf.” Jawab Kesha.
“Iya gue maafin. Loe blom bilank penyakit loe” desak Daniel
“Tangan gue lumpuh sementara.” Jawab Kesha. Terlihat kesedihan diraut mukanya.
“Owh… Kenapa loe sedih? Itu kan cuman sementara. Masih bisa normal kembali. Ada orang-orang dirumah sakit ini yang penyakitya lebih parah dari loe. Bahkan ada beberapa yang divonis umurnya sudah tak lama lagi. Jadi loe harus tetep semangat. Ok!!!!!” kata Daniel dengan penuh semangat.  
Terlihat senyuman dari bibir Kesha “thanks ya. Tapi 3 bulan lagi ada lomba lukis international, gue pengen banget ikutan lomba itu biar gue bisa dikirim ke Jepang. Sedangkan kata dokter, tangan gue sembuh paling cepat dalam waktu 5 bulan. Hhhhh…. Yaa sudahlah, mungkin Jepang bukan takdir gue.” Kata Kesha pasrah.
“oh ya? Kan loe masih punya tangan kiri. So, kenapa gak nyoba pake tangan kiri?” usul Daniel.
“ya gak mungkin laaahh Dan, tulisan aja kaya rambut kuntilanak, apalagi lukisan.. ada-ada aja loe.” Jawab Kesha
“Loe gak akan pernah tau kalo loe gak nyoba!!!!!!!!!!” kata Daniel.
“Gue kekamar dulu ya, udah waktunya minum obat.” Lanjut Daniel seraya meninggalkan Kesha yang masih kepikiran dengan ucapan Daniel tadi.
“Besok loe bakal kesini lagi kan?”  Teriak Kesha
Dari kejauhan Daniel hanya tampak tersenyum.
 
                                                                                                                                   




‘Kenapa gak nyoba pake tangan kiri?’ usulan Daniel tadi siang terus terngiang di telinga Kesha. Keesokan paginya dia meminta Kevin untuk membawakannya kanvas dan peralatan lukis lainnya.
“Loe mow ngelukis pake mulut, Key?” ejek Kevin sembari meletakkan peralatan lukis di meja. Tapi Kesha cuman tersenyum mendengar ejekan kakaknya.  Sejak detik itu Kesha mulai berlatih melukis dengan tangan kirinya. Walaupun awalnya dia sempat ragu tapi Daniel selalu ada disampingnya untuk mensuportnya sampai akhirnya perlahan-lahan Kesha bisa.  Setiap hari dia mengunjungi Daniel di rumah sakit.
 




Dan akhirnya hari dimana perlombaan melukis itu pun tiba. Kesha lumayan deg-degan menunggu hasilnya.
“Dan yang akan bersekolah di Japan seminggu dari sekarang adalah….” Suara juri menggelegar membuat jantung para peserta hampir lompat dari dadanya masing-masing. “Grace Kesha Frizzyliaaaaaaaaaa….” Lanjut sang juri yang membuat Kesha hampir pingsan karna shock.
“Kev, gue menang Kev. Gue Menaaaanngg….. Kev gue bakal ke Japan Kev, sumpriiiittt gue seneng banggeetttt,,,,,”  teriak Kesha setelah dari stage lalu mmeluk Kevin
“Iya Key, selamet yaa.. akhirnya loe bisa buktiin kalo loe mank jago.” Kata Kevin sambil membalas pelukan Kesha.
“karang gue bisa buktiin ke momy kalo gue juga punya bakat.” Kata Kesha berapi-api.
Kevin hanya tersenyum. Kemudian peserta lainnya juga mengucapkan selamat pada Kesha.

Setelah selesai makan siang, dia minta Kevin mengantarnya ke rumah sakit untuk menemui Daniel. Dia mau ngucapin terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Daniel karena Danielah yang memberinya ide melukis dengan tangan kiri dan Daniellah yang terus mensupportnya selama ini.
Sesampainya di kamar Daniel, Kesha bingung karena kamar itu sudah kosong. Dia lalu bertanya kepada perawat.
“Daniel mana suster? Apa dia udah sembuh? Kalo boleh tau, alamat rumahnya dimana?” Tanya Kesha.
“Anda temannya Daniel?” Tanya perawat itu
“Iya, saya temennya. Sekarang Daniel mana?” Tanya Kesha
“tadi malam Daniel meninggal. Dan rencananya dia akan dimakamkan siang ini” jelas sang perawat.
Kesha shock mendengarnya. “a..a….apaaaa? meninggal? Tapi selama ini dia terlihat sehat. Memangnya dia sakit apa?”
“dia tidak cerita ya? Daniel mengidap leukimia stadium lanjut, dia meninggal tadi malam. Jawab perawat itu.

 







“Daniel, kenapa loe jahat baget ama gue? Kenapa loe ninggalin gue? Kenapa loe gak cerita soal penyakit loe?  Loe yang ngajarin gue untuk semangat, tapi…” Kesha gak bisa menahan tangisannya sesampai dia tiba di pemakaman Daniel. Daniel udah pergi untuk selamanya. Kesha ingat tentang kata-kata Daniel bahwa, Daniel menganggap setiap hari adalah hari yang terakhir baginya. Maka dia akan berusaha untuk menjadikan hari-harinya berharga. Sebelum meninggal dia ingin berguna untuk orang di sekelilingnya. Dan hal itu terbukti, dia sangat berharga bagi Kesha. “Selamat jalan Daniel, semoga kau bahagia di sana. Gue gak akan pernah lupa senyuman loe yang ngebuat gue semangat. Dan mulai karang gue bakal ngejadiin hari-hari gue lebih berharga. I promise…” bisik Kesha.

When it’s time to live and let die,
And You can’t get another try
Something inside this heart has die
You’re in ruins…
                                (21 Guns_Green Day)